Kamis, 20 September 2012

Asal mula Perilaku Menyimpang pada Remaja


Seperti halnya anak-anak Amerika yang lain, Frog (kasus 1) adalah anak yang materialistik. Mereka mendambakan kemewahan, baju-baju yang sedang in, mobil-mobil keluaran baru, makan dan barang-barang yang diiklankan di TV dan semua hal yang hanya dapat dibeli dengan uang. Akan tetapi, Frog dan banyak anak-anak lain yang senasib dengannya, datang dari keluarga yang tidak mampu. Sejak lahir mereka sudah tidak mengenal ayahnya. Sementara itu, mereka harus menyaksikan ibunya bekerja keras setiap hari untuk mendapatkan upah beberapa dolar, atau harus antri di kantor sosial untuk minta tunjangan sosial. Frog sendiri tidak bersekolah dan angka penganguran dikalangan remaja kulit hitam di Amerika Serilkat mencapai 37% (Time, 9 Mei 1988: 6). Tidak ada yang dapat dilakukan Frog karena ia hanya pekerja kasar, penghasilannya sangat tidak memadai. Frog ingin menikmati kemewahan, di samping ia ingin menyenangkan ibunya dengan memberikan barang-barang keperluannya. Inilah yang membuat Frog terjerumus ke dalam perdagangan obat bius.

Dalam menerangkan asal mula kenakalan remaja seperti tersebut di atas oleh Jensen digolongkan ke dalam teori sosiogenik, yaitu teori-teori yang mencoba mencari sumber penyebab kenakalan remaja pada faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Termasuk kedalam teori sosiogenik ini antara lain adalah teori Broken Home dari Mc. Cord, dkk. (1959) dan teori "penyalahgunaan anak" dari Shanok (1981) (dalam Jensen, 1985: 421).
    Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku anak dan remaja dikemukakan pula oleh orang-orang lain, seperti antara lain oleh Philip Graham. Philip Graham lebih mendasarkan teorinya pada pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. Ia juga membagi faktor-faktor penyebab itu ke dalam dua golongan (Graham, 1983), yaitu:
    1. Faktor Lingkungan
    • malnutrisi (kekurangan gizi);
    • kemiskinan di kota-kota besar;
    • gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu-lintas, bencana alam, dan lain-lain);
    • migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang dan lain-lain);
    • Faktor Sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-lain);
    • Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama, dan lain-lain);
    • Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga;
      1. kematian orang tua;
      2. orang tua sakit berat atau cacat;
      3. hubungan antaranggota keluarga tidak harmonis;
      4. orang tua sakit jiwa;
      5. kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran,kesulitan keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat, dan lain-lain).
    2.  Faktor Pribadi:
    • faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah, hiperaktif, dan lain-lain);
    • cacat tubuh;
    • ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar