Dalam
bagian tentang hipoaktivisme dari bab ini telah dibicarakan beberapa gangguan
kejiwaan atau psikapotologi (psiko=jiwa, patologi= kelainan, gangguan) yang
terdapat pada remaja seperti skizofrenia,
episode depresif dan reterdasi mental. pada bagian ini gangguan-gangguan
kejiwaan itu akan dibicarakan secara lebih terinci.
Pembicaraan mengenai gangguan
kejiwaan pada remaja ini penting oleh karena penelitian Gardner selama dua
tahun (1960-1962) terhadap 1334 pasien rumah sakit jiwa di Monreo County, N.Y,.
Amerika Serikat membuktian bahwa gangguan jiwa pada remaja ini cukup
bervariasi. Ditemuka oleh garder bahwa dari semua pasien itu ada yang menderita
skizofrenia (8,5%), neurosa (13,3%), kelainan kepribadian (31,4%),
kecenderungan bunuh diri ( (2,8%), dan gangguan-gangguan jiwa lainnya (16,9%).
Yang menderita gangguan karena adanya kelainan situasional (sosial) seperti
orang tua yang bercerai, lingkungan yang sangat miskin, dan sebagainya, hanya
terdapat 27,1% (Weiner, 1980:448).
Adapun jenis-jenis gannguan jiwa itu
pada praremaja menurut Kohen & Raz yang meninjaunya dari teori
psikoanalisis (1971) adalah sebagai berikut.
- Gangguan neurosis karena konflik Oedipoes yang tidak terselesaikan dengan baik. Gejlanya adalah pasif, pemalu, penakut. Pada wanita terdapat gejala mengisap jempol, mengompol, tidak bisa lepas dari bonekanya dan keluhan psikomatis (merasa sakit perut, pusing atau ada keluhan fisik lainnya tanpa disertai kelainan atau gangguan fisik).
- Takut kepala sekolah (school phobia) sehingga cenderung membolos atau mencari alasan untuk tidak sekolah
- Keterasingan, merasa diterlantarkan oleh orang tua, tidak dapat mengidentifikasikan peran seksualnya sendiri (bagaimana caranya untuk berperan sebagai laki-laki atau anak perempuan), kurang mempunyai citra seksual tentang diri-nya sendiri. Penyebabnya menurut Kohen dan Raz adalah karena anak0anak itu kurang mendapat pengalaman Kompleks Oedipoes.
- Kenakalan anak yang disebabkan oleh reaksi neurotik.
- Retardasi mental.
- Gangguan organis yang bisa mengganggu fungsi kepribadian.
- Gangguan kepribadian (kelainan jiwa) yang berat.
- Kenakalan anak yang tidak disebabkan oleh reaksi neurotik.
Pada
remaja yang sudah lebih tinggi usianya, penggolongan gangguan kejiwaan adalah
sebagai berikut. (Jensen, 1985: 332, dan seterusnya).
1. Mental stress yang menimbulkan hal-hal berikut.
1. Mental stress yang menimbulkan hal-hal berikut.
a) Hiperaktivitas.
Tanda-tandanya antara lain:
1. Selalu gelisah, mudah
terangsang, mudah tersinggung,;
2. Mengganggu anak lain;
3. Tidak pernah menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan tuntas;
4. Tidak bisa memusatkan
perhatian;
5. Tuntutannya tinggi, mudah
frustasi;
6. Sering menangis;
7. Emosi cepat berubah;
8. Tingkah lakunya sulit diduga;
b) Depresi. Gejalanya, antara
lain:
1. Segi perasaan:selalu sedih;
2. Segi kognitif: pesimis,
berpandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia dan masa depan;
3. Segi tingkah laku:cara
berpakaian kurangg teratur, ekspresi wajah murung, bicaranya sedikit dan
berlahan, dan gerak tubunya lamban;
4. Segi fisik: tidak nafsu
makan, insomnia (sulit tidur), sakit di berbagai bagian tubuh, siklus haid tidak
teratur.
2. Neurosis Menurut Jensen, diagnosis jenis gangguan jiwa yang satu ini cenderung kurang banyak dilakukan dibandingkan dengan yang seharusnya (underdiagnosed) oleh karena ciri-cirinya banyak miripnya dengan ciri-ciri remaja itu sendiri pada umumnya. Keadaan gejolak dan konflik yang terdapat pada setiap remaja itulah yang menyebabkan remaja menunjukkan tingkah laku neorotik. Walaupun demikian, perlu diketahui beberapa gejala neurotis yang bisa terjadi pada diri remaja yaitu phobia dan Obsei-kompulsi.
3.Reaksi Konvensi
Yaitu kecemasan yang dialihkan kepada tubuh. Dulu Frued menyatakannya sebagai perwujudan kecemasan seksual. Akan tetapi, pandangan sekarang menyatakan bahwa reaksi konvensi. Ini bisa disebabkan oleh berbagai macam kecemasan terhadap berbagai macam hal, (cemas menghadapi ujian, cemas menghadapi lingkungan baru, cemas menghadapi tekanan dari orang tua, dan sebagainya). Reaksi konvensi ini sesaat, misalnya berkeringat dingin atau sakit perut saat menghadapi ujian. Akan tetapi bisa menetap, misalnya selalu berkeringat dingin atau selalu sakit perut.. jenis yang menetap ini disebut hipokondria, yaitu pandangan yang menetap tentang keadaan tubuh sendiri yang kurang sehat, kurang sempurna. Pada remaja hipokhondria ini lebih memungkinkan karena adanya pertumbuhan dan perkembangan fisik yang menetap.
4. Skizofrenia
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikiater Swiss bernama Eugene Bleuer. Sebagian penderita mendapat gangguan ini secara genetik dan biasanya gangguan jiwa yang satu ini sulit disembuhkan. Dulu nma gangguan jiwa ini adalah Dementia precox yang artinya kemunduran (dementia)pada remaja (precox), karena gejalanya paling sering terdapat pada remaja atau orang dewasa muda. Akan tetapi, kemudian ternyata gangguan ini juga bisa terjadi pada anak-anak dan orang tua sehingga namanya diganti menjadi skizofrenia yang artinya adalah terpecah.
5. Anorexia Nervosa
Gangguan jiwa ini adalah khas remaja dibawah usia 25 tahun dan biasanya terjadi pada remaja putri. Pada hakikatnya Anorexia dan Nervosa adalah suatu jenis gangguan 0bsesi-kompulsi yang khas, yaitu penderita mempunyai obsesi pengen langsing, tetapi obsesinya ini sangat extrem sehingga penderita menolak makan, dan menggelitik kerongkongannya sendiri agar muntah. Akibatnya, badany6a makin lama makin kurus dan bisa diakhiri dengan kematian. biasanya penderita memang sudah mempunyai riwayat sulit makan. Akan tetapi, Anorexia Nervosanya itu sendiri lebih disebabkan oleh kegagalan penderita untuk memenuhi tuntutan sosialnya atau adanya gangguan dalam hubungan dengan anggota keluarganya, dan sebagainya. Ini mendorong samapai kepada konsep diri yang keliru tentang keadaan fisiknya. Di Indonesia jenis gangguan jiwa seperti ini jarang didapati, sedangkan di Amerika Serikat lebih banyak terdapat di kalangan menengah ke atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar